Selamat Siang kawan :))
Maaf lama gk update blog ini
Lagi banyak tugas sekolah :D
Mari kita buka blog ini lagi
Siapa hayo yang tidak tau dengan kata "Rel"? :D
Hampir pembaca di Blog ini pasti tau donk apa itu Rel?
Sesuai dengan janji saya di Posting an saya sebelum nya hingga sekarang mari kita ulas sedikit apa itu Rel? :)
Maaf lama gk update blog ini
Lagi banyak tugas sekolah :D
Mari kita buka blog ini lagi
Siapa hayo yang tidak tau dengan kata "Rel"? :D
Hampir pembaca di Blog ini pasti tau donk apa itu Rel?
Sesuai dengan janji saya di Posting an saya sebelum nya hingga sekarang mari kita ulas sedikit apa itu Rel? :)
Rel
Rel tidak asing bagi hampir semua orang termasuk Railfans" setia Pencinta Kereta Api (Betul gk hayo? :D). Yap, Rel adalah sebuah jalan yang hanya khusus digunakan oleh Kereta Api. Rel inilah yang digunakan untuk memandu perjalanan kereta api sehingga perjalanannya bisa lancar, aman, selamat sampai tujuan. Rel tidak hanya berada di dalam sebuah stasiun melainkan berada di jalur" kereta yang masih aktif maupun nonaktif dilintasi oleh kereta api.
Dalam pengamatan secara sekilas, rel untuk lewatnya sebuah kereta api yang terdiri atas sepasang batang rel berbahan besi baja yang disusun secara paralel dengan jarak yang
konstan (tetap) antara kedua sisinya. Batang rel tersebut ditambat (dikaitkan) pada bantalan yang disusun secara
melintang terhadap batang rel dengan jarak yang rapat, untuk menjaga agar rel tidak bergeser atau renggang dengan menggunakan penambat rel.
- Sejarah Rel Kereta Api
Prinsip jalan rel telah berkembang sejak 2.000 tahun yang lalu. Waktu itu sarana
transportasi untuk mengangkut
penumpang dan barang masih sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan kereta roda. Jalan yang dilewati masih berupa jalan tanah yang berdebu. Ketika
jalan tanah tersebut diguyur hujan, kondisinya menjadi lembek dan kereta roda yang lewat meninggalkan bekas cekungan pada tanah. Setelah kering,
cekungan tersebut mengeras, dan beberapa kereta roda yang lewat berikutnya juga melewati cekungan tersebut. Ternyata dengan mengikuti cekungan tersebut, kereta roda dapat
berjalan dengan lebih terarah dan gampang, pengendara tinggal mengatur kecepatan kereta tanpa repot" lagi
mengendalikan arah kereta roda.
Kemudahan transportasi dengan prinsip jalur rel inilah, yang membuat jalur rel memiliki keunggulan tersendiri, sehingga
terus berkembang hingga menjadi jalur rel Kereta yang kita kenal sekarang ini.
- Jenis-jenis rel
Di Indonesia dikenal 4 macam batang rel, yakni R25, R33, R42, dan R54. Misalkan, R25 berarti batang rel ini memiliki berat
rata-rata 25 kilogram/meter. Makin besar “R”, makin tebal pula batang rel tersebut.Berikut ini daftar rel yang menjadi standar UIC dengan Standar:
* Rel 25 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 25
kilogram (kg).
* Rel 33 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 33
kilogram (kg).
* Rel 41 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 41
kilogram (kg).
* Rel 42 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 42
kilogram (kg).
* Rel 50 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 50
kilogram (kg).
* Rel 54 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 54
kilogram (kg).
* Rel 60 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 60
kilogram (kg).
Perbedaan tipe batang rel mempengaruhi beberapa hal, antara lain besar tekanan maksimum (axle load) yang
sanggup diterima rel saat KA melintas, dan kecepatan laju KA yang diijinkan saat melewati rel. Semakin besar “R”, maka makin besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan
KA yang melintas di atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman.
Tipe rel paling besar yang digunakan di Indonesia adalah UIC R54 yang digunakan untuk jalur KA yang lalu lintasnya padat, seperti lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa. Tak ketinggalan lintas angkutan batubara di Sumsel-Lampung yang memiliki axle load paling tinggi di Indonesia.
-Bantalan Rel
Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana rel diletakkan dan ditambatkan. Berfungsi untuk meletakkan dan menambat batang rel, menjaga kelebaran trek (track gauge,
adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar rel tidak meregang atau menyempit, menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA, sekaligus mentransfer axle load yang diterima dari rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.
Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar tidak bergesar, sekaligus kuat untuk menahan
beban rangkaian KA. Bantalan dipasang melintang dari posisi rel pada jarak antar bantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis bantalan, yakni :
(1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers), terbuat dari batang kayu asli maupun kayu campuran, yang dilapisi dengan
creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan tahan jamur
2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers), merupakan bantalan generasi kedua, lebih awet dari kayu. Bantalan besi tidak dipasang pada trek yang ter-eletrifikasi maupun pada trek yang menggunakan persinyalan elektrik
(3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers), merupakan bantalan modern saat ini, dan paling banyak digunakan karena lebih kuat, awet, murah, dan
mampu menahan beban lebih besar daripada dua bantalan lainnya.
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut :
* Bantalan kayu yang tidak diawetkan:
3-15 tahun.
* Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
* Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
* Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun
-Lebar jalur kereta api atau lebar trak atau lebar sepur adalah lebar antara sisi dalam kepala rel pada trak kereta api.
Ada beberapa lebar (gauge) yang
digunakan, semakin lebar semakin stabil sehingga semakin tinggi kecepatan kereta apinya. Lebar trak yang umum digunakan
di antaranya :
* Lebar 700 mm, digunakan Kereta api Aceh, dari Besitang menuju Banda Aceh yang saat ini sudah tidak digunakan lagi.
* Lebar 1000 mm disebut juga “meter gauge”, digunakan di Malaysia.
* Lebar 1067 mm, atau 3 kaki 6 inci merupakan lebar rel yang digunakan secara umum di Indonesia, disebut juga sebagai Narrow gauge. Narrow gauge
cocok untuk daerah yang bergunung-gunung karena trak yang lebar membutuhkan biaya besar dan pembangunannya lebih sulit.
* Lebar 1435 mm, atau 4 kaki 8,5 inci. merupakan rel yang banyak digunakan didunia sehingga disebut juga sebagai Standard gauge.
Pembagian lebar gauge rel di dunia :
* Sepur Standar (standard gauge), lebar sepur 1435 mm, digunakan di negara-negara Eropa, Turki, Iran, USA dan Jepang.
* Sepur Lebar (broael gauge), lebar sepur > 1435 mm, digunakan pada negara Finlandia, Rusia (1524 mm), Spanyol, Pakistan, Portugal dan India (1676 mm).
* Sepur Sempit (narrow gauge), lebar sepur < 1435 mm, digunakan di negara Indonesia, Amerika Latin, Jepang, Afrika Selatan (1067 mm), Malaysia, Birma, Thailand, dan Kamboja (1000 mm).
- Balast
Ballast adalah batu kricak (bebatuan yang dihancurkan
menjadi ukuran yang kecil) dengan diameter sekitar 28-50 mm dengan sudut yang tajam (bentuknya tidak bulat) yang ditaburkan di bawah trek rel.
Ukuran partikel ballast yang terlalu kecil akan mengurangi kemampuan drainase, dan ukuran yang terlalu besar akan
mengurangi kemampuannya dalam mentransfer axle load saat rangkaian KA melintas. Dipilih yang sudutnya tajam untuk mencegah timbulnya rongga-
rongga di dalam taburan ballast,
sehingga lapisan ballast tersebut
susunannya menjadi lebih rapat.
Ballast ditaburkan dalam dua tahap. Pertama saat sebelum perakitan trek rel, yakni ditaburkan diatas formation layer
dan menjadi track bed atau “kasur” bagi bantalan rel, agar bantalan tidak bersentuhan langsung dengan lapisan tanah. Karena jika bantalan langsung
bersentuhan dengan tanah (formation layer) bisa-bisa bantalan tersebut akan ambles, karena axle load yang diterima
bantalan langsung menekan frontal ke bawah karena ketiadaan ballast untuk
menyebarkan axle load. Kedua ketika trek rel selesai dirakit, untuk menambah ketinggian lapisan ballast hingga setinggi
bantalan, mengisi rongga-rongga
antarbantalan, dan di sekitar bantalan itu sendiri. Ballast juga ditabur disisi samping bantalan hingga jarak minimal 50 cm dengan kemiringan (slope) tertentu sehingga membentuk “bahu” ballast yang berfungsi menahan gerakan lateral dari
trek rel.Pada kasus tertentu, sebelum ballast, ditaburkan terlebih dahulu lapisan
sub-ballast, yang berupa batu kricak yang berukuran lebih kecil. Fungsinya untuk memperkuat lapisan ballast, meredam
getaran saat rangkaian KA lewat, dan sekaligus menahan resapan air dari lapisan blanket dan subgrade di bawahnya agar tidak merembes ke lapisan ballast.
Ketebalan lapisan ballast minimal 150 mm hingga 500 mm, karena jika kurang dari 150 mm menyebabkan mesin pecok
ballast (Plasser and Theurer Tamping Machine) justru akan menyentuh formation layer yang berupa tanah, sehingga bercampurlah ballast dengan
tanah, yang akan mengurangi elastisitas ballast dalam menahan trek rel dan
mengurangi kemampuan
drainasenya.Secara periodik, dilakukan perawatan terhadap lapisan ballast dengan dibersihkan dari lumpur dan debu
yang mengotorinya, dipecok, atau bahkan diganti dengan yang baru. Untuk itu, dilakukan perawatan dengan mesin
khusus yang diproduksi oleh Plasser and Theurer Austria. Di Indonesia ada mesin pemecok ballast (Ballast Tamping Machine) untuk mengembalikan ballast yang telah bergeser ke tempatnya semula, sekaligus merapatkan lapisan ballast di
bawah bantalan agar bantalan tidak bersinggungan langsung dengan tanah.
Intinya lapisan ballast harus (1) rapat, (2) bersih tidak bercampur tanah dan lumpur, (3) harus ada di bawah bantalan (karena kalau bantalan langsung bersinggungan dengan tanah, akan mengurangi kestabilan jalan rel KA), dan juga (4) elastis (elastis bukan dalam arti material
ballastnya yang elastis, tetapi formasi/susunannya yang tidak kaku, dapat bergerak-gerak sedikit) sehingga dapat
“mencengkeram” bantalan rel saat rangkaian KA lewat.
- Jenis jalur menurut jumlah
Jalur tunggal atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai single track adalah jalur tunggal rel kereta api yang biasanya
digunakan pada lintasan yang arus lalu lintasnya masih rendah. Oleh karena itu digunakan secara bergantian , tempat dimana kereta api berpapasan dibuat
siding dimana salah satu rangkaian menunggu sebelum diijinkan untuk berjalan.
Biasanya jalur tunggal dibangun pada lintasan yang arus lalu lintas kereta api masih rendah. Contoh jalur tunggal di Indonesia adalah jalur Surabaya Wonokromo (WO) - Solo Jebres (SK) , Surabaya Wonokromo (WO) - Malang (ML) - Blitar (BL) - Kertosono (KTS) , Surabaya Wonokromo (WO) - Banyuwangi (BWI) , Purwokerto (PWT) -Kutoarjo (KTA) , Kiaracondong Bandung (KAC) - Kutoarjo (KTA).
Jalur ganda atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai double track adalah jalur kereta api yang jumlahnya dua atau lebih
dengan tujuan agar masing-masing jalur digunakan untuk arah yang berbeda. Hal
ini dilakukan untuk menghindari
kecelakaan kepala dengan kepala ( head on) serta untuk meningkatkan kapasitas
lintas dan disamping itu juga bisa meningkatkan aksesibilitas bila terjadi gangguan terhadap salah satu jalur. Pada jalur Ganda biasa nya adalah jalur yang lalu lintas kereta nya tinggi sehingga harus di jalur ganda kan untuk memangkas waktu tempuh KA. Sesuai dengan Undang-Undang Perkeretaapian Indonesia bahwa di jalur Double Track, yang jalur kanan digunakan oleh kereta api
untuk jalur ganda atau lebih. Di dalam kondisi normal, Jalur Ganda tidak menyebabkan persilangan suatu kereta di suatu stasiun. Jalur ganda terbaru di Indonesia adalah jalur Surabaya - Jakarta. Contoh jalur ganda adalah Surabaya Pasar Turi (SBI) - Jakarta , hampir seluruh jalur di JABOTABEK , Kutoarjo (KTA) - Yogyakarta (YK) - Solo Balapan (SLO).
Sekian posting an kali ini
Sampai jumpa di posting an selanjutnya :)
Terima kasih telah mengunjungi kami
Selamat beraktivitas kembali :)
Referensi :
http://bestananda.blogspot.com/2013/08/struktur-jalan-rel.html?m=1
https://hendriyana90.wordpress.com/konstruksi-rel-kereta-api/
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalur_ganda
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalur_tunggal
Sumber gambar :
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=55
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=54
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=49
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=47
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=45
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=3410&page=30&mode=linear
http://semboyan35.com/printthread.php?tid=1500&page=20
https://hendriyana90.wordpress.com/lebar-rel-kereta-api/
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=328762553986163&id=100005572621417&set=pb.100005572621417.-2207520000.1418962215.
Dalam pengamatan secara sekilas, rel untuk lewatnya sebuah kereta api yang terdiri atas sepasang batang rel berbahan besi baja yang disusun secara paralel dengan jarak yang
konstan (tetap) antara kedua sisinya. Batang rel tersebut ditambat (dikaitkan) pada bantalan yang disusun secara
melintang terhadap batang rel dengan jarak yang rapat, untuk menjaga agar rel tidak bergeser atau renggang dengan menggunakan penambat rel.
- Sejarah Rel Kereta Api
Prinsip jalan rel telah berkembang sejak 2.000 tahun yang lalu. Waktu itu sarana
transportasi untuk mengangkut
penumpang dan barang masih sangat sederhana, yaitu dengan menggunakan kereta roda. Jalan yang dilewati masih berupa jalan tanah yang berdebu. Ketika
jalan tanah tersebut diguyur hujan, kondisinya menjadi lembek dan kereta roda yang lewat meninggalkan bekas cekungan pada tanah. Setelah kering,
cekungan tersebut mengeras, dan beberapa kereta roda yang lewat berikutnya juga melewati cekungan tersebut. Ternyata dengan mengikuti cekungan tersebut, kereta roda dapat
berjalan dengan lebih terarah dan gampang, pengendara tinggal mengatur kecepatan kereta tanpa repot" lagi
mengendalikan arah kereta roda.
Kemudahan transportasi dengan prinsip jalur rel inilah, yang membuat jalur rel memiliki keunggulan tersendiri, sehingga
terus berkembang hingga menjadi jalur rel Kereta yang kita kenal sekarang ini.
- Jenis-jenis rel
Di Indonesia dikenal 4 macam batang rel, yakni R25, R33, R42, dan R54. Misalkan, R25 berarti batang rel ini memiliki berat
rata-rata 25 kilogram/meter. Makin besar “R”, makin tebal pula batang rel tersebut.Berikut ini daftar rel yang menjadi standar UIC dengan Standar:
* Rel 25 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 25
kilogram (kg).
* Rel 33 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 33
kilogram (kg).
* Rel 41 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 41
kilogram (kg).
* Rel 42 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 42
kilogram (kg).
* Rel 50 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 50
kilogram (kg).
* Rel 54 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 54
kilogram (kg).
* Rel 60 yang berarti tiap 1 meter
potongan rel beratnya adalah 60
kilogram (kg).
Rel ukuran 54 (R54)
Perbedaan tipe batang rel mempengaruhi beberapa hal, antara lain besar tekanan maksimum (axle load) yang
sanggup diterima rel saat KA melintas, dan kecepatan laju KA yang diijinkan saat melewati rel. Semakin besar “R”, maka makin besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan
KA yang melintas di atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman.
Tipe rel paling besar yang digunakan di Indonesia adalah UIC R54 yang digunakan untuk jalur KA yang lalu lintasnya padat, seperti lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa. Tak ketinggalan lintas angkutan batubara di Sumsel-Lampung yang memiliki axle load paling tinggi di Indonesia.
-Bantalan Rel
Bantalan rel (sleepers) dipasang sebagai landasan dimana rel diletakkan dan ditambatkan. Berfungsi untuk meletakkan dan menambat batang rel, menjaga kelebaran trek (track gauge,
adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar rel tidak meregang atau menyempit, menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA, sekaligus mentransfer axle load yang diterima dari rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.
Oleh karena itu bantalan harus cukup kuat untuk menahan batang rel agar tidak bergesar, sekaligus kuat untuk menahan
beban rangkaian KA. Bantalan dipasang melintang dari posisi rel pada jarak antar bantalan maksimal 60 cm. Ada tiga jenis bantalan, yakni :
(1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers), terbuat dari batang kayu asli maupun kayu campuran, yang dilapisi dengan
creosote (minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan tahan jamur
Bantalan kayu
2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers), merupakan bantalan generasi kedua, lebih awet dari kayu. Bantalan besi tidak dipasang pada trek yang ter-eletrifikasi maupun pada trek yang menggunakan persinyalan elektrik
Bantalan Besi
(3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers), merupakan bantalan modern saat ini, dan paling banyak digunakan karena lebih kuat, awet, murah, dan
mampu menahan beban lebih besar daripada dua bantalan lainnya.
Bantalan Beton
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut :
* Bantalan kayu yang tidak diawetkan:
3-15 tahun.
* Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
* Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
* Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun
-Lebar jalur kereta api atau lebar trak atau lebar sepur adalah lebar antara sisi dalam kepala rel pada trak kereta api.
Ada beberapa lebar (gauge) yang
digunakan, semakin lebar semakin stabil sehingga semakin tinggi kecepatan kereta apinya. Lebar trak yang umum digunakan
di antaranya :
* Lebar 700 mm, digunakan Kereta api Aceh, dari Besitang menuju Banda Aceh yang saat ini sudah tidak digunakan lagi.
* Lebar 1000 mm disebut juga “meter gauge”, digunakan di Malaysia.
* Lebar 1067 mm, atau 3 kaki 6 inci merupakan lebar rel yang digunakan secara umum di Indonesia, disebut juga sebagai Narrow gauge. Narrow gauge
cocok untuk daerah yang bergunung-gunung karena trak yang lebar membutuhkan biaya besar dan pembangunannya lebih sulit.
* Lebar 1435 mm, atau 4 kaki 8,5 inci. merupakan rel yang banyak digunakan didunia sehingga disebut juga sebagai Standard gauge.
Pembagian lebar gauge rel di dunia :
* Sepur Standar (standard gauge), lebar sepur 1435 mm, digunakan di negara-negara Eropa, Turki, Iran, USA dan Jepang.
* Sepur Lebar (broael gauge), lebar sepur > 1435 mm, digunakan pada negara Finlandia, Rusia (1524 mm), Spanyol, Pakistan, Portugal dan India (1676 mm).
* Sepur Sempit (narrow gauge), lebar sepur < 1435 mm, digunakan di negara Indonesia, Amerika Latin, Jepang, Afrika Selatan (1067 mm), Malaysia, Birma, Thailand, dan Kamboja (1000 mm).
Perbandingan lebar sepur di Dunia |
- Balast
Balast
Ballast adalah batu kricak (bebatuan yang dihancurkan
menjadi ukuran yang kecil) dengan diameter sekitar 28-50 mm dengan sudut yang tajam (bentuknya tidak bulat) yang ditaburkan di bawah trek rel.
Ukuran partikel ballast yang terlalu kecil akan mengurangi kemampuan drainase, dan ukuran yang terlalu besar akan
mengurangi kemampuannya dalam mentransfer axle load saat rangkaian KA melintas. Dipilih yang sudutnya tajam untuk mencegah timbulnya rongga-
rongga di dalam taburan ballast,
sehingga lapisan ballast tersebut
susunannya menjadi lebih rapat.
Ballast ditaburkan dalam dua tahap. Pertama saat sebelum perakitan trek rel, yakni ditaburkan diatas formation layer
dan menjadi track bed atau “kasur” bagi bantalan rel, agar bantalan tidak bersentuhan langsung dengan lapisan tanah. Karena jika bantalan langsung
bersentuhan dengan tanah (formation layer) bisa-bisa bantalan tersebut akan ambles, karena axle load yang diterima
bantalan langsung menekan frontal ke bawah karena ketiadaan ballast untuk
menyebarkan axle load. Kedua ketika trek rel selesai dirakit, untuk menambah ketinggian lapisan ballast hingga setinggi
bantalan, mengisi rongga-rongga
antarbantalan, dan di sekitar bantalan itu sendiri. Ballast juga ditabur disisi samping bantalan hingga jarak minimal 50 cm dengan kemiringan (slope) tertentu sehingga membentuk “bahu” ballast yang berfungsi menahan gerakan lateral dari
trek rel.Pada kasus tertentu, sebelum ballast, ditaburkan terlebih dahulu lapisan
sub-ballast, yang berupa batu kricak yang berukuran lebih kecil. Fungsinya untuk memperkuat lapisan ballast, meredam
getaran saat rangkaian KA lewat, dan sekaligus menahan resapan air dari lapisan blanket dan subgrade di bawahnya agar tidak merembes ke lapisan ballast.
Ketebalan lapisan ballast minimal 150 mm hingga 500 mm, karena jika kurang dari 150 mm menyebabkan mesin pecok
ballast (Plasser and Theurer Tamping Machine) justru akan menyentuh formation layer yang berupa tanah, sehingga bercampurlah ballast dengan
tanah, yang akan mengurangi elastisitas ballast dalam menahan trek rel dan
mengurangi kemampuan
drainasenya.Secara periodik, dilakukan perawatan terhadap lapisan ballast dengan dibersihkan dari lumpur dan debu
yang mengotorinya, dipecok, atau bahkan diganti dengan yang baru. Untuk itu, dilakukan perawatan dengan mesin
khusus yang diproduksi oleh Plasser and Theurer Austria. Di Indonesia ada mesin pemecok ballast (Ballast Tamping Machine) untuk mengembalikan ballast yang telah bergeser ke tempatnya semula, sekaligus merapatkan lapisan ballast di
bawah bantalan agar bantalan tidak bersinggungan langsung dengan tanah.
Intinya lapisan ballast harus (1) rapat, (2) bersih tidak bercampur tanah dan lumpur, (3) harus ada di bawah bantalan (karena kalau bantalan langsung bersinggungan dengan tanah, akan mengurangi kestabilan jalan rel KA), dan juga (4) elastis (elastis bukan dalam arti material
ballastnya yang elastis, tetapi formasi/susunannya yang tidak kaku, dapat bergerak-gerak sedikit) sehingga dapat
“mencengkeram” bantalan rel saat rangkaian KA lewat.
- Jenis jalur menurut jumlah
Jalur tunggal atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai single track adalah jalur tunggal rel kereta api yang biasanya
digunakan pada lintasan yang arus lalu lintasnya masih rendah. Oleh karena itu digunakan secara bergantian , tempat dimana kereta api berpapasan dibuat
siding dimana salah satu rangkaian menunggu sebelum diijinkan untuk berjalan.
Biasanya jalur tunggal dibangun pada lintasan yang arus lalu lintas kereta api masih rendah. Contoh jalur tunggal di Indonesia adalah jalur Surabaya Wonokromo (WO) - Solo Jebres (SK) , Surabaya Wonokromo (WO) - Malang (ML) - Blitar (BL) - Kertosono (KTS) , Surabaya Wonokromo (WO) - Banyuwangi (BWI) , Purwokerto (PWT) -Kutoarjo (KTA) , Kiaracondong Bandung (KAC) - Kutoarjo (KTA).
Jalur Tunggal
Jalur ganda atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai double track adalah jalur kereta api yang jumlahnya dua atau lebih
dengan tujuan agar masing-masing jalur digunakan untuk arah yang berbeda. Hal
ini dilakukan untuk menghindari
kecelakaan kepala dengan kepala ( head on) serta untuk meningkatkan kapasitas
lintas dan disamping itu juga bisa meningkatkan aksesibilitas bila terjadi gangguan terhadap salah satu jalur. Pada jalur Ganda biasa nya adalah jalur yang lalu lintas kereta nya tinggi sehingga harus di jalur ganda kan untuk memangkas waktu tempuh KA. Sesuai dengan Undang-Undang Perkeretaapian Indonesia bahwa di jalur Double Track, yang jalur kanan digunakan oleh kereta api
untuk jalur ganda atau lebih. Di dalam kondisi normal, Jalur Ganda tidak menyebabkan persilangan suatu kereta di suatu stasiun. Jalur ganda terbaru di Indonesia adalah jalur Surabaya - Jakarta. Contoh jalur ganda adalah Surabaya Pasar Turi (SBI) - Jakarta , hampir seluruh jalur di JABOTABEK , Kutoarjo (KTA) - Yogyakarta (YK) - Solo Balapan (SLO).
Jalur Ganda
Sekian posting an kali ini
Sampai jumpa di posting an selanjutnya :)
Terima kasih telah mengunjungi kami
Selamat beraktivitas kembali :)
Referensi :
http://bestananda.blogspot.com/2013/08/struktur-jalan-rel.html?m=1
https://hendriyana90.wordpress.com/konstruksi-rel-kereta-api/
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalur_ganda
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jalur_tunggal
Sumber gambar :
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=55
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=54
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=49
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=47
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=7405&page=45
http://semboyan35.com/showthread.php?tid=3410&page=30&mode=linear
http://semboyan35.com/printthread.php?tid=1500&page=20
https://hendriyana90.wordpress.com/lebar-rel-kereta-api/
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=328762553986163&id=100005572621417&set=pb.100005572621417.-2207520000.1418962215.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar