Ada yang ingat sekarang hari apa?
Ya, Senin 10 November 2014 bertepatan hari Pahlawan Nasional.
Sebelum lebih lanjut mari kita mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang jasa para Pahlawan Nasional Indonesia khususnya yang telah berhasil memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa luar. Semoga jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita dapat di terima dan mendapat balasan setimpal atas jasanya oleh Yang Maha Esa.
Mengheningkan cipta Mulai.
Selesai :)
Terima kasih ayo kita lanjut membahas 10 November
Ya, Senin 10 November 2014 bertepatan hari Pahlawan Nasional.
Sebelum lebih lanjut mari kita mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang jasa para Pahlawan Nasional Indonesia khususnya yang telah berhasil memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa luar. Semoga jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita dapat di terima dan mendapat balasan setimpal atas jasanya oleh Yang Maha Esa.
Mengheningkan cipta Mulai.
Selesai :)
Terima kasih ayo kita lanjut membahas 10 November
10 November 2014 sudah 69 tahun dari sejarah pertempuran mempertahankan kemerdekaan di Surabaya 10 november 1945 adalah merupakan sejarah hari pahlawan yang tidak boleh hilang
dari ingatan kita sebagai penerus-penerus perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang lampau. Bangsa Indonesia mengenal tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Mungkin
banyak yang belum mengetahui kenapa pada tanggal 10 November tersebut ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan apa latar belakangnya. Tanggal 10 November 2014 bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Momentum perayaan
ini tentunya bukan hanya sekedar hadiah, melainkan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan.
Bila kita menengok sejarah masa lalu, perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah di bumi pertiwi ini, tidak bisa dibayar
dalam bentuk apapun.Mereka rela bertempur mati-matian di medan perang, dan tak pernah
gentar meski nyawa menjadi taruhannya. Maka dari itu, kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka saat hari pahlawan 10 November ini.
Yang melatarbelakangi tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan adalah peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di
Surabaya antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda.
Mantan pimpinan tertinggi gerakan Pemuda Republik Indonesia (PRI) Sumarsono yang juga ikut ambil bagian dalam peperangan pada saat itu mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Momentum peperangan di Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran militer dalam
perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer. Dan untuk
memobilisasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan.
Latar belakang terjadinya peperangan ini adalah karena adanya insiden hotel yamato surabaya. Dimana ketika itu orang-orang belanda di bawah
pimpinan Mr. Ploegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru yaitu bendera Belanda di atas hotel Yamato di Surabaya. Hal ini tentunya membuat kemarahan di hati masyarakat
Surabaya tatkala itu. Karena hal ini dianggap telah menghina
kedaulatan bangsa Indonesia dan juga kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada bulan Agustus tanggal 17
beberapa bulan yang lalu.
Sehingga hal ini membuat sebagian pemuda bertindak tegas dengan menaiki hotel yamato dan merobek berdera belanda warna birunya sehingga tinggal tersisa warna bendera bangsa Indonesia Merah Putih. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Oktober. Inilah yang memicu terjadi peristiwa bersejarah pertempuran 10 November
tersebut.
Hotel Yamato dulu dikenal dengan istilah Yamato Hoteru (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Kemudian meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris pada 27 Oktober 1945. Serangan-serangan kecil itu
ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan umum yang hampir membinasakan
seluruh tentara Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur
mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir
Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Kesalah pahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh
tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya, dan
terbakarnya mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.
Kematian jenderal Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby,
Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum pada tanggal 9 November 1945,
sekutu mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum tersebut adalah:
- Pihak Sekutu menuntut balas atas kematian Brigadir Jenderal Mallaby yang menjadi tanggung jawab rakyat Surabaya.
- Menginstruksikan kepada seluruh pimpinan pemerintahan, pemuda, dan TKR untuk melapor,
menyerahkan senjata, dan
menandatangani pernyataan
penyerahan tanpa syarat.
Ultimatum tersebut ditandatangani Mayor Jenderal Mansergh. Selain ultimatum, Sekutu pun memberikan
ancaman yaitu, pihak Sekutu
mengancam akan menggempur
Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila rakyat Surabaya tidak menjalankan instruksi sampai batas waktu yang ditetapkan, yakni tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.
Pada tanggal 10 November 1945 subuh, pasukan Inggris melakukan aksi yang disebut Ricklef sebagai "pembersihan berdarah" di suluruh sudut kota. Serangan mengerikan itu dibalas
dengan pertahanan rakyat yang galang oleh ribuan warga kota.
Daripada mengikuti ultimatum meletakan senjata dan meninggalkan kota, arek Surabaya justru memilih tetap bertahan meskipun konsekuensi
pilihan tersebut berarti adalah jatuhnya korban jiwa.
Pihak Inggris dalam waktu tiga hari telah berhasil merebut kota. Akan tetapi, pertempuran baru benar-benar reda setelah tiga minggu. Hal ini menandakan betapa gigihnya perlawanan
arek Surabaya.
Dari pertempuran itu, 6000 rakyat Indonesia gugur dan ribuan lainnya meninggalkan kota.
Hingga sekarang, peristiwa pertempuran Surabaya diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peringatan ini tidak hanya sekedar untuk mengajak seluruh rakyat Indonesia mengingat peristiwa heroik arek-arek Surabaya, tetapi juga
merenungi kembali pengorbanan mereka kepada tanah air yang mereka cintai.
Sebuah ungkapan terkenal menyatakan bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati pahlawannya. Dan Bangsa tanpa pahlawan sama artinya Bangsa yang tak memiliki sebuah kebanggaan. Jika sebuah bangsa tidak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, maka bangsa itu adalah bangsa
yang tak memiliki harga diri.
Bahkan bisa menjadi sebuah bangsa kelas teri, diremehkan oleh bangsa-bangsa lain.
Karena itu, sudah sepantasnya setiap bangsa memiliki tokoh yang disebut pahlawan.
Seorang Pahlawan akan menjadi sangat penting karena ia akan memberikan suatu inspirasi dan motivasi. Inspirasi untuk selalu memperbaiki kondisi bangsa ini. Dan memotivasi agar bangsa ini
terus bangkit, dan menjadi suatu bangsa yang bisa dibanggakan
Mengapa tanggal 10 November dipilih sebagai Hari Pahlawan karena pada saat itu para
pejuang kemerdekaan bangsa kita bertempur dengan gagah berani bermodalkan bambu
runcing untuk melawan tentara Inggris di Surabaya. Padahal saat itu kita hanya mempunyai beberapa pucuk senjata api,
selebihnya para pejuang menggunakan bambu runcing.
Namun para pejuang kita tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Kita masih ingat tokoh yang terkenal pada saat perjuangan itu yakni Bung
Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya
radionya.
Setiap tahun kita mengenang akan berbagai macam jasa para pahlawan. Namun terasa, mutu
peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari
pahlawan.
Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat hanya seremonial
saja.
Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu.Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Saat
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan
nyawanya. Karena itulah kita merayakan Hari Pahlawan
setiap 10 November. Akan tetapi kepahlawanan tidak hanya sekedar itu saja. Dalam mengisi
kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Mari kita meniru semangat juang para pahlawan yang telah gugur dengan berkontribusi terhadap
perkembangan bangsa Indonesia.
Sekian posting an kali ini
Sampai jumpa di posting an selanjutnya :)
Terima kasih telah mengunjungi kami
Selamat beraktivitas kembali :)
dari ingatan kita sebagai penerus-penerus perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang lampau. Bangsa Indonesia mengenal tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Mungkin
banyak yang belum mengetahui kenapa pada tanggal 10 November tersebut ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan apa latar belakangnya. Tanggal 10 November 2014 bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Momentum perayaan
ini tentunya bukan hanya sekedar hadiah, melainkan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan.
Bila kita menengok sejarah masa lalu, perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah di bumi pertiwi ini, tidak bisa dibayar
dalam bentuk apapun.Mereka rela bertempur mati-matian di medan perang, dan tak pernah
gentar meski nyawa menjadi taruhannya. Maka dari itu, kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka saat hari pahlawan 10 November ini.
Yang melatarbelakangi tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan adalah peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di
Surabaya antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda.
Mantan pimpinan tertinggi gerakan Pemuda Republik Indonesia (PRI) Sumarsono yang juga ikut ambil bagian dalam peperangan pada saat itu mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Momentum peperangan di Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran militer dalam
perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer. Dan untuk
memobilisasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan.
Latar belakang terjadinya peperangan ini adalah karena adanya insiden hotel yamato surabaya. Dimana ketika itu orang-orang belanda di bawah
pimpinan Mr. Ploegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru yaitu bendera Belanda di atas hotel Yamato di Surabaya. Hal ini tentunya membuat kemarahan di hati masyarakat
Surabaya tatkala itu. Karena hal ini dianggap telah menghina
kedaulatan bangsa Indonesia dan juga kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada bulan Agustus tanggal 17
beberapa bulan yang lalu.
Sehingga hal ini membuat sebagian pemuda bertindak tegas dengan menaiki hotel yamato dan merobek berdera belanda warna birunya sehingga tinggal tersisa warna bendera bangsa Indonesia Merah Putih. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Oktober. Inilah yang memicu terjadi peristiwa bersejarah pertempuran 10 November
tersebut.
Hotel Yamato dulu dikenal dengan istilah Yamato Hoteru (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Kemudian meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris pada 27 Oktober 1945. Serangan-serangan kecil itu
ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan umum yang hampir membinasakan
seluruh tentara Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur
mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir
Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Kesalah pahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh
tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya, dan
terbakarnya mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.
Kematian jenderal Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby,
Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum pada tanggal 9 November 1945,
sekutu mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum tersebut adalah:
- Pihak Sekutu menuntut balas atas kematian Brigadir Jenderal Mallaby yang menjadi tanggung jawab rakyat Surabaya.
- Menginstruksikan kepada seluruh pimpinan pemerintahan, pemuda, dan TKR untuk melapor,
menyerahkan senjata, dan
menandatangani pernyataan
penyerahan tanpa syarat.
Ultimatum tersebut ditandatangani Mayor Jenderal Mansergh. Selain ultimatum, Sekutu pun memberikan
ancaman yaitu, pihak Sekutu
mengancam akan menggempur
Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila rakyat Surabaya tidak menjalankan instruksi sampai batas waktu yang ditetapkan, yakni tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.
Pada tanggal 10 November 1945 subuh, pasukan Inggris melakukan aksi yang disebut Ricklef sebagai "pembersihan berdarah" di suluruh sudut kota. Serangan mengerikan itu dibalas
dengan pertahanan rakyat yang galang oleh ribuan warga kota.
Daripada mengikuti ultimatum meletakan senjata dan meninggalkan kota, arek Surabaya justru memilih tetap bertahan meskipun konsekuensi
pilihan tersebut berarti adalah jatuhnya korban jiwa.
Pihak Inggris dalam waktu tiga hari telah berhasil merebut kota. Akan tetapi, pertempuran baru benar-benar reda setelah tiga minggu. Hal ini menandakan betapa gigihnya perlawanan
arek Surabaya.
Bung Tomo
Dari pertempuran itu, 6000 rakyat Indonesia gugur dan ribuan lainnya meninggalkan kota.
Hingga sekarang, peristiwa pertempuran Surabaya diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peringatan ini tidak hanya sekedar untuk mengajak seluruh rakyat Indonesia mengingat peristiwa heroik arek-arek Surabaya, tetapi juga
merenungi kembali pengorbanan mereka kepada tanah air yang mereka cintai.
Sebuah ungkapan terkenal menyatakan bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati pahlawannya. Dan Bangsa tanpa pahlawan sama artinya Bangsa yang tak memiliki sebuah kebanggaan. Jika sebuah bangsa tidak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, maka bangsa itu adalah bangsa
yang tak memiliki harga diri.
Bahkan bisa menjadi sebuah bangsa kelas teri, diremehkan oleh bangsa-bangsa lain.
Karena itu, sudah sepantasnya setiap bangsa memiliki tokoh yang disebut pahlawan.
Seorang Pahlawan akan menjadi sangat penting karena ia akan memberikan suatu inspirasi dan motivasi. Inspirasi untuk selalu memperbaiki kondisi bangsa ini. Dan memotivasi agar bangsa ini
terus bangkit, dan menjadi suatu bangsa yang bisa dibanggakan
Mengapa tanggal 10 November dipilih sebagai Hari Pahlawan karena pada saat itu para
pejuang kemerdekaan bangsa kita bertempur dengan gagah berani bermodalkan bambu
runcing untuk melawan tentara Inggris di Surabaya. Padahal saat itu kita hanya mempunyai beberapa pucuk senjata api,
selebihnya para pejuang menggunakan bambu runcing.
Namun para pejuang kita tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Kita masih ingat tokoh yang terkenal pada saat perjuangan itu yakni Bung
Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya
radionya.
Setiap tahun kita mengenang akan berbagai macam jasa para pahlawan. Namun terasa, mutu
peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari
pahlawan.
Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat hanya seremonial
saja.
Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu.Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Saat
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan
nyawanya. Karena itulah kita merayakan Hari Pahlawan
setiap 10 November. Akan tetapi kepahlawanan tidak hanya sekedar itu saja. Dalam mengisi
kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Mari kita meniru semangat juang para pahlawan yang telah gugur dengan berkontribusi terhadap
perkembangan bangsa Indonesia.
Tugu peringatan Pahlawan Surabaya
Sekian posting an kali ini
Sampai jumpa di posting an selanjutnya :)
Terima kasih telah mengunjungi kami
Selamat beraktivitas kembali :)
Referensi :
- abufarras.blogspot.com/2014/10/Sejarah-Hari-Pahlawan-10-November-1945.html?m=1
- nationalgeographic.co.id/forum/topic-1469.html
Sumber gambar :
- https://mputram.wordpress.com/2013/11/10/1-makam-25-jasad/
- id.m.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_10_November
- en.wikipedia.org/wiki/Heroes_Monumen
- https://m.facebook.com/photo.php?fbid=315709935291425&id=100005572621417&set=a.114795962049491.1073741829.100005572621417&refid=17&_ft_&__tn__=E
- abufarras.blogspot.com/2014/10/Sejarah-Hari-Pahlawan-10-November-1945.html?m=1
- nationalgeographic.co.id/forum/topic-1469.html
Sumber gambar :
- https://mputram.wordpress.com/2013/11/10/1-makam-25-jasad/
- id.m.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_10_November
- en.wikipedia.org/wiki/Heroes_Monumen
- https://m.facebook.com/photo.php?fbid=315709935291425&id=100005572621417&set=a.114795962049491.1073741829.100005572621417&refid=17&_ft_&__tn__=E